Site Network: Home | Blogcrowds | Gecko and Fly | About

TIDAK MENGERTI MAKSUDNYA...? KLIK DISINI AKAN KAMI JELASKAN Free Website Hosting

Permasalahan kenakalan remaja

Masa remaja sering diidentikkan sebagai masa pencarian jati diri. Pada tahap perkembangan ini seseorang akan mulai bertanya “siapa saya?”. Mereka berada dalam proses mencari siapa sebenarnya mereka, apa yang ingin mereka capai dan tempat mereka dalam lingkungan. Karena itu tidaklah mengherankan jika banyak sekali permasalahan yang muncul saat usia remaja. Salah satunya adalah masalah kenakalan remaja. Istilah kenakalan remaja itu sendiri mengacu kepada suatu rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, pelanggaran hingga melakukan tindakan kriminal.

Kenakalan remaja ini timbul karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu:

1. Identitas
2. Pengendalian diri
3. Usia
4. Jenis kelamin
5. Harapan-harapan dalam pendidikan dan nilai rapor sekolah
6. Pengaruh-pengaruh orangtua
7. Pengaruh-pengaruh teman sebaya
8. Status sosioekonomi
9. Kualitas lingkungan

Pada kasus geng motor ini ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi tindakan mereka. Tetapi yang paling berpengaruh dalam permasalahan ini adalah faktor keluarga, lingkungan dan teman-teman sebaya.

Chesney Lind (1989) menyatakan bahwa karakter dari suatu komunitas dapat memiliki kontribusi bagi kenakalan. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh stasiun TV swasta di Indonesia ternyata justru ada kebanggaan tersendiri diantara para remaja laki-laki jika mereka bisa terpilih menjadi anggota geng. Bahkan ketika mereka diharuskan untuk saling berkelahi sebagai syarat untuk menjadi anggota sebuah geng pun juga akan mereka lakukan.

Para remaja yang bergaul dengan sebuah geng dan bahkan akhirnya menjadi anggota geng tersebut akan memandang bahwa geng mereka adalah yang terhebat. Mereka tidak lagi memandang apakah hal-hal yang dilakukan geng tersebut adalah hal yang baik atau justru buruk. Mereka akan selalu membela apapun yang dilakukan oleh geng tersebut. Dalam diri mereka akan timbul etnosentrisme. Selain itu pada kasus ini dikatakan bahwa jika individu remaja berada dalam sebuah geng (kelompok) maka mereka akan selalu menganggap bahwa kelompok tersebut sebagai bagian dari diri mereka (teori identitas sosial; Henry Tajfel, 1978).

Pada kondisi yang ekstrim mereka bahkan akan melakukan segala cara untuk membuktikan bahwa kelompok mereke lebing unggul dari orang/kelompok lain.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana para remaja tersebut bisa terlibat dalam sebuah geng. Seperti yang telah disebutkan diatas, banyak faktor yang bisa mempengaruhi hal tersebut. Baik orangtua, sekolah, lingkungan masyarakat dan teman sebaya. Terdapat kemungkinan bahwa para remaja yang menjadi anggota geng disebabkan karena kurangnya perhatian dari orangtua mereka. Orangtua kurang memberikan pengawasan kepada anak-anak mereka dan tidak terlibat dalam kehidupan anak (permissive-indifferent).

Para remaja dengan orangtua seperti ini akan memiliki perasaan bahwa hal-hal yang dikerjakan oleh orangtua mereka adalah lebih penting dibandingkan diri mereka. Akibatnya mereka tidak memiliki attachment dengan orangtua mereka. Padahal masa remaja ini adalah masa dimana para remaja berusaha mencari identitas diri. Pada masa ini terjadi, seperti apa yang disebut Erikson sebagai penundaan psikologis. Mereka berusaha mencari peran dan identitas mereka dari lingkungan sekitarnya.

Jika seorang remaja tidak bisa mengatasi masalah pencarian identitas diri ini maka akan timbul kebingungan dalam diri mereka (kebingungan identitas). Mereka akan mencoba mencari peran dan identitas mereka melalui lingkungan sebaya mereka.

Pada masa ini besar kemungkinan mereka akan mengikuti arus utama standar-standar dari teman sebaya mereka. Kebanyakan dari mereka akan tergabung dalam sebuah kelompok atau klik. Kesetiaan pada kelompok atau klik ini akan memiliki kendali yang kuat terhadap kehidupan mereka. Identitas kelompok seringkali mengarahkan identitas pribadi remaja.

Menurut teori yang dikemukakan oleh James Marcia, remaja yang melalui hal tersebut dikatakan mengalami penundaan identitas.

Dari pembahasan mengenai kasus kenakalan ini dapat diambil sebuah kesimpulan singkat bahwa keluarga, terutama orangtua, memiliki peranan yang sangat besar dalam perkembangan identitas remaja.

0 Comments:

Post a Comment